Bismillah


BERSIH, PEDULI, PROFESIONAL

TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Tuesday, November 16, 2010

KURBAN

''Kurban'' dari bahasa Alquran qurban, terdiri dari kata qurb yang berarti ''dekat'' dengan imbuhan an yang mengandung arti ''kesempurnaan'', sehingga berarti kedekatan yang sempurna.

Dalam istilah keagamaan, kata ini mulanya berarti ''segala sesuatu yang digunakan mendekatkan diri kepada Allah'', kemudian artinya menyempit, menjadi ''binatang tertentu yang disembelih pada hari raya Idul Adha dan tiga hari sesudahnya dalam rangka mendekatkan diri kepada-Nya''. Dalu, kurban -- dalam pengertian keagamaan itu -- hampir selalu dikaitkan dengan manusia. Penduduk Meksiko yang menyembah Dewa Matahari, mempersembahkan jantung dan darah manusia, karena mereka berkeyakinan bahwa Dewa tersebut terus-menerus bertempur melawan dewa gelap, demi kesinambungan cahaya kehidupan ini. Untuk itu Sang Dewa harus dibantu dengan darah dan jantung.

Dalam Islam, sejarah disyariatkannya kurban kembali kepada peristiwa yang dialami Nabi Ibrahim dan putranya, Ismail. Kala itu, ada anggapan bahwa manusia terlalu mahal untuk dijadikan kurban demi Tuhan. Lalu lewat Nabi Ibrahim, Allah menjelaskan, tiada sesuatu yang mahal dikurbankan bila panggilan telah datang. Allah SWT lantas memerintahkan Ibrahim agar menyembelih anaknya, sebagai bukti bahwa manusia pun dapat dikurbankan bila panggilan Ilahi tiba.

Allah selalu harus berada di atas segalanya, itu bukti iman sejati. Dan setelah hakikat ini ditegaskan melalui perintah penyembelihan itu, dan Ibrahim pun melaksanakan sesuai kemampuannya, Allah dengan kuasa-Nya menghalangi penyembelihan, untuk membatalkan tradisi pengorbanan manusia.

Namun, yang harus diingat ialah, bukan lantaran manusia terlalu mahal berkurban atau dikurbankan, demi karena Allah. Ia dibatalkan demi kasih sayang Allah kepada manusia. Kurban disyariatkan guna mengingatkan manusia bahwa jalan menuju kebahagiaan, membutuhkan pengurbanan, tapi yang dikurbankan bukan manusia, bukan pula nilai-nilai kemanusiaan. Yang dikurbankan adalah binatang, yang jantan, sempurna umur dan tidak cacat,

Sebagai pertanda bahwa pengorbanan, harus ditunaikan. Dan, yang dikurbankan adalah sifat-sifat kebinatangan dalam diri manusia, seperti rakus, ingin menang sendiri, mengabaikan norma, nilai, dan sebagainya. ''Yang sampai kepada Allah bukan darah atau dagingnya tetapi ketakwaan pelakunya'' (Q.S.22:37). Ketakwaan itu tecermin antara lain ketika daging kurban dibagikan kepada yang memerlukan. Ahi


sumber: republika



SELAMAT HARI RAYA


IDUL ADHA 1431 H

No comments:

Post a Comment

***Ur CoMmEnT...SyuKron...Jazakumullah***
Komentar Anda Adalah Semangat Untuk Kemajuan Kami

DPRa Curug Berbagi Kasih Sayang dalam Khitanan Massal

SEMINAR "INTERNET SEHAT"

TEMU TOKOH, SETYA BHAKTI - IBU YATMI