Bismillah


BERSIH, PEDULI, PROFESIONAL

TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Sunday, January 23, 2011

DPRa PKS Curug melalui Atikah Cakes, menerima pemesanan berbagai macam kue

 
Brownies keju...
Uhmmm... patut dicoba. Dengan kreasi tangan lihai jebolan Tata Boga Universitas Negeri Jakarta... . Dijamin halal dan lezat, Insya Allah. Untuk pemesanan hub Akhi Djoko di no: 0818.0893.0909 / 0817.99.7459 atau hubungi account ini. Hanya Rp.35.000,- per loyang (30 CM).
 
 
 
Almond... .
DPRa PKS Curug melalui Atikah Cakes, menerima pemesanan brownies dengan aneka rasa. Harga promo Rp. 35.000,- [min 2 pcs] pemesanan hub Djoko 0818.0893.0909 / 0817.99.7459.
 
 
 
 
 
 
Cokelat...
Look at the texture it is only Rp. 35.000,- per loyang (ukuran 30 CM). Call Akhi Djoko di no: 0818.0893.0909 / 0817.99.7459

Thursday, December 9, 2010

Keutamaan Bulan Muharram

Hari-hari ini kita telah memasuki bulan Muharram tahun 1432 Hijriah. Seakan tidak terasa, waktu berjalan dengan cepat, hari berganti hari, pekan, bulan, dan tahun berlalu silih berganti seiring dengan bergantinya siang dan malam. Bagi kita, barangkali tahun baru ini tidak seberapa berkesan karena negara kita tidak menggunakan kalender Hijriah, tetapi Masehi. Dan yang akrab dalam keseharian kita adalah hitungan kalender Masehi. Tanggal lahir, pernikahan, masuk dan libur kantor dan sebagainya. Akan tetapi sebagai seorang muslim kita perlu untuk sejenak menghayati beberapa hal yang terkait dengan penanggalan Islam ini. Beberapa hal yang seyogyanya kita jadikan renungan itu adalah :

1. Syukur atas Usia yang diberikan Allah
Umur adalah nikmat yang diberikan Allah pada kita, dan jarang kita syukuri. Betapa banyak orang yang kita kenal, baik teman, sahabat , keluarga, guru, atau siapa pun yang kita kenal, tahun lalu masih hidup bersama kita. Bergurau, berkomunikasi, mengajar, menasehati atau melakukan aktifitas hidup sehari-hari, namun tahun ini dia telah tiada. Dia telah wafat, menghadap Allah Suhanahu wa ta’ala dengan membawa amal shalehnya dan mempertanggungjawabkan kesalahannya. Sementara kita saat ini masih diberi Allah kesempatan untuk bertaubat, memperbaiki kesalahan yang kita perbuat, menambah amal shaleh sebagai bekal menghadap Allah.
Umur yang kita hitung pada diri kita seringkali kita tetapkan berdasarkan hitungan kalender Masehi. Dan hitungan atau jumlah usia kita tentu akan lebih sedikit bila dibandingkan dengan hitungan yang mengacu pada kalender hijriyah. Sementara, lepas dari masalah ajal yang akan datang menjemput sewakatu-waktu, terkadang kita menganggap usia kita yang dibanding Rasulullah saw. yang wafat pada usia 63 tahun, kita merasa masih jauh dari angka itu. Padahal bisa jadi hitungan umur kita telah lebih banyak dari yang kita tetapkan. Karena itu sangat tidak layak apabila seseorang yang masih diberi kesehatan, kelapangan rizki dan kesempatan untuk beramal lalai bersyukur pada Allah dengan mengabaikan perintah-perintahNya serta sering melanggar larangan-laranganNya.

2. Muhasabah (introspeksi diri) dan istighfar.
Ini adalah hal yang penting dilakukan setiap muslim. Karena sebuah kepastian bahwa waktu yang telah berlalu tidak mungkin akan kembali lagi, sementara disadari atau tidak kematian akan datang sewaktu-waktu dan yang bermanfaat saat itu hanyalah amal shaleh. Apa yang sudah dilakukan sebagai bentuk amal shaleh? Sudahkah tilawah al-Qur’an, sedekah dan dzikir kita menghapuskan kesalahan-kesalahan yang kita lakukan? Malam-malam yang kita lewati, lebih sering kita gunakan untuk sujud kepada Allah, meneteskan air mata keinsyafan ataukah lebih banyak untuk begadang menikmati tayangan-tayangan sinetron, film dan sebagainya dari televisi? Langkah-langkah kaki kita, kemana kita gunakan? Dan sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan semacam ini selayaknya menemani hati dan pikiran seorang muslim yang beriman pada Allah dan Hari Akhir, lebih-lebih dalam suasana pergantian tahun seperti sekarang ini. Pergantian tahun bukan sekedar pergantian kalender di rumah kita, namun peringatan bagi kita apa yang sudah kita lakukan tahun lalu, dan apa yang akan kita perbuat esok.
Allah berfirman :
((
يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله ولتنظر نفس ما قدمت لغد واتقوا الله إن الله خبير بما تعملون ))
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hasyr: 18).

Ayat ini memperingatkan kita untuk mengevaluasi perbuatan yang telah kita lakukan pada masa lalu agar meningkat di masa datang yang pada akhirnya menjadi bekal kita pada hari kiamat kelak.
Rasulullah saw bersabda : "Orang yang cerdas adalah orang yang menghitung-hitung amal baik (dan selalu merasa kurang) dan beramal shaleh sebagai persiapan menghadapi kematian".
Dalam sebuah atsar yang cukup mashur dari Umar bin Khaththab ra beliau berkata :
"Hitunglah amal kalian, sebelum dihitung oleh Allah"
 
 3. Mengenang Hijrah Rasulullah saw
Sebenarnya dalam kitab Tarikh Ibnu Hisyam dinyatakan bahwa keberangkatan hijrah Rasulullah dari Mekah ke Madinah adalah pada akhir bulan Shafar, dan tiba di Madinah pada awal bulan Rabiul Awal. Jadi bukan pada tanggal 1 Muharram sebagaimana anggapan sebagian orang. Sedangkan penetapan Bulan Muharram sebagai awal bulan dalam kalender Hijriyah adalah hasil musyawarah pada zaman Khalifah Umar bin Khatthab ra tatkala mencanangkan penanggalan Islam. Pada saat itu ada yang mengusulkan Rabiul Awal sebagai l bulan ada pula yang mengusulkan bulan Ramadhan. Namun kesepakatan yang muncul saat itu adalah bulan Muharram, dengan pertimbangan pada bulan ini telah bulat keputusan Rasulullah saw untuk hijrah pasca peristiwa Bai’atul Aqabah, dimana terjadi bai’at 75 orang Madinah yang siap membela dan melindungi Rasulullah SAW, apabila beliau datang ke Madinah. Dengan adanya bai'at ini Rasulullah pun melakukan persiapan untuk hijrah, dan baru dapat terealisasi pada bulan Shafar, meski ancaman maut dari orang-orang Qurais senantiasa mengintai beliau.
Peristiwa hijrah ini seyogyanya kita ambil sebagai sebuah pelajaran berharga dalam kehidupan kita. Betapapun berat menegakkan agama Allah, tetapi seorang muslim tidak layak untuk mengundurkan diri untuk berperan didalamnya. Rasulullah SAW, akan keluar dari rumah sudah ditunggu orang-orang yang ingin membunuhnya. Begitu selesai melewati mereka, dan harus bersembunyi dahulu di sebuah goa,masih juga dikejar, namun mereka tidak berhasil dan beliau dapat meneruskan perjalanan. Namun pengejaran tetap dilakukan, tetapi Allah menyelamatkan beliau yang ditemani Abu Bakar hingga sampai di Madinah dengan selamat. Allah menolong hamba yang menolong agamaNya. Perjalanan dari Mekah ke Madinah yang melewati padang pasir nan tandus dan gersang beliau lakukan demi sebuah perjuangan yang menuntut sebuah pengorbanan. Namun dibalik kesulitan ada kemudahan. Begitu tiba di Madianah, dimulailah babak baru perjuangan Islam. Perjuangan demi perjuangan beliau lakukan. Menyampaikan wahyu Allah, mendidik manusia agar menjadi masyarakat yang beradab dan terkadang harus menghadapi musuh yang tidak ingin hadirnya agama baru. Tak jarang beliau turut serta ke medan perang untuk menyabung nyawa demi tegaknya agama Allah, hingga Islam tegak sebagai agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk dunia saat itu. Lalu sudahkah kita berbuat untuk agama kita?

4. Kalender Hijriyah adalah Kalender Ibadah kita
Barangkali kita tidak memperhatikan bahwa ibadah yang kita lakukan seringkali berkait erat dengan penanggalan Hijriyah. Akan tetapi hari yang istimewa bagi kebanyakan dari kita bukan hari Jum’at, melainkan hari Minggu. Karena kalender yang kita pakai adalah Kalender Masehi. Dan sekedar mengingatkan, hari Minggu adalah hari ibadah orang-orang Nasrani. Sementara Rasulullah saw menyatakan bahwa hari jum’at adalah sayyidul ayyam (hari yang utama diantara hari yang lain). Demikian pula penetapan hari raya kita, baik Idul Adha maupun Idul Fitri pun mengacu pada hitungan kalender Hijriyah. Wukuf di Arafah yang merupakan satu rukun dalam ibadah haji, waktunya pun berpijak pada kalender hijriah. Begitu pula awal Puasa Ramadhan, puasa ayyamul Bidh ( tanggal 13,14,15 tiap bulan) dan sebagainya mengacu pada Penanggalan Hijriah. Untuk itu seyogyanya bagi setiap muslim untuk menambah perhatiannya pada Kalender Islam ini.

5. Beberapa Keutamaan dan Peristiwa di Bulan Muharram
a. Bulan Haram
Muharram, yang merupakan bulan pertama dalam Kalender Hijriyah, termasuk diantara bulan-bulan yang dimuliakan (al Asy- hurul Hurum). Sebagaimana firman Allah Ta’ala :
"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah diwaktu Dia menciptakan lanit dan bumi, diantaranya terdapat empat bulan haram." (Q.S. at Taubah :36).
Dalam hadis yang dari shahabat Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda :
“Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaiman bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan diantaranya terdapat empat bulan yang dihormati : 3 bulan berturut-turut; Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab Mudhar, yang terdapat diantara bulan Jumada tsaniah dan Sya’ban.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Pada keempat bulan ini Allah melarang kaum muslimin untuk berperang. Dalam penafsiran lain adalah larangan untuk berbuat maksiat dan dosa. Namun bukan berarti berbuat maksiat dan dosa boleh dilakukan pada bulan-bulan yang lain.
Sebagaimana ayat Al Qur’an yang memerintahkan kita menjaga Shalat Wustha, yang banyak ahli Tafsir memahami shalat wustha adalah Shalat Ashar. Dalam hal ini, shalat Ashar mendapat perhatian khusus untuk kita jaga.
Firman Allah : "Peliharalah segala shalat mu, dan peliharalah shalat wustha" (Q.S. al Baqarah :238) Nama Muharram secara bahasa, berarti diharamkan. Maka kembali pada permasalahan yang telah dibahas sebelumnya, hal tersebut bermakna pengharaman perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah memiliki tekanan khusus untuk dihindari pada bulan ini.

b. Bulan Allah
Bulan Muharram merupakan suatu bulan yang disebut sebagai “syahrullah” (Bulan Allah) sebagaimana yang disampaikan Rasulullah SAW, dalam sebuah hadis. Hal ini bermakna bulan ini memiliki keutamaan khusus karena disandingkan dengan lafdzul Jalalah (lafadz Allah). Para Ulama menyatakan bahwa penyandingan sesuatu pada yang lafdzul Jalalah memiliki makna tasyrif (pemuliaan), sebagaimana istilah baitullah, Rasulullah, Syaifullah dan sebagainya.
Rasulullah bersabda : “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bula Allah (yaitu) Muharram. Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam”. (H.R. Muslim)
 
c. Sunnah Berpuasa
Di bulan Muharram ini terdapat sebuah hari yang dikenal dengan istilah Yaumul 'Asyuro, yaitu pada tanggal sepuluh bulan ini. Asyuro berasal dari kata Asyarah yang berarti sepuluh.
Pada hari Asyuro ini, terdapat sebuah sunah yang diajarkan Rasulullah saw. kepada umatnya untuk melaksanakan satu bentuk ibadah dan ketundukan kepada Allah Ta’ala. Yaitu ibadah puasa, yang kita kenal dengan puasa Asyuro. Adapun hadis-hadis yang menjadi dasar ibadah puasa tersebut, diantaranya :

1.Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra, Rasulullah saw, bersabda :
“ Aku berharap pada Allah dengan puasa Asyura ini dapat menghapus dosa selama setahun sebelumnya.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
2. Ibnu Abbas ra berkata :
"Aku tidak pernah melihat Rasulullah saw, berupaya keras untuk puasa pada suatu hari melebihi yang lainnya kecuali pada hari ini, yaitu hari as Syura dan bulan Ramadhan.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
3. Ibnu Abbas ra berkata :
Ketika Rasulullah saw. tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari‚ Asyura, maka Beliau bertanya : "Hari apa ini?. Mereka menjawab :“ini adalah hari istimewa, karena pada hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, Karena itu Nabi Musa berpuasa pada hari ini. Rasulullah pun bersabda :
"Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian

Maka beliau nerpuasa dan memerintahkan shahabatnya untuk berpuasa. (H.R. Bukhari dan Muslim)
4.Dalam riwayat lain, Ibnu Abbas ra berkata :
Ketika Rasulullah saw. berpuasa pada hari asyura dan memerintahkan kaum muslimin berpuasa, mereka (para shahabat) berkata : "Ya Rasulullah ini adalah hari yang diagungkan Yahudi dan Nasrani". Maka Rasulullah pun bersabda :"Jika tahun depan kita bertemu dengan bulan Muharram, kita akan berpuasa pada hari kesembilan (tanggal sembilan).“ (H.R. Bukhari dan Muslim)
Imam Ahmad dalam musnadnya dan Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya meriwayatkan sebuah hadis dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah saw. bersabda : "Puasalah pada hari Asyuro, dan berbedalah dengan Yahudi dalam masalah ini, berpuasalah sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.“
Selain hadis-hadis yang menyebutkan tentang puasa di bulan ini, tidak ada ibadah khusus yang dianjurkan Rasulullah   untuk dikerjakan di bulan Muharram ini.

Bagaimana Berpuasa di bulan Asyura ?  Ibnu Qoyyim dalam kitab Zaadul Ma’aad –berdasarkan riwayat-riwayat yang ada- menjelaskan :
- Urutan pertama, dan ini yang paling sempurna adalah puasa tiga hari, yaitu puasa tanggal sepuluh ditambah sehari sebelum dan sesudahnya (9,10,11)
- Urutan kedua, puasa tanggal 9 dan 10. Inilah yang disebutkan dalam banyak hadits
- Urutan ketiga, puasa tanggal 10 saja.
Puasa sebanyak tiga hari (9,10,dan 11) dikuatkan para para ulama dengan dua alasan sebagai berikut :
1. Sebagai kehati-hatian, yaitu kemungkinan penetapan awal bulannya tidak tepat,maka puasa tanggal sebelasnya akan dapat memastikan bahwa seseorang mendapatkan puasa Tasu’a (tanggal 9) dan Asyuro (tanggal 10)
2. Dimasukkan dalam puasa tiga hari pertengahan bulan (Ayyamul bidh).
Adapun puasa tanggal 9 dan 10, dinyatakan jelas dalam hadis  pada akhir hidup beliau sudah merencanakan
ryang shahih, dimana Rasulullah  untuk puasa pada tanggal 9. hanya saja beliau meninggal sebelum melaksanakannya. Beliau juga memerintahkan para shahabat untuk berpuasa pada tanggal 9 dan tanggal 10 agar berbeda dengan ibadah orang-orang Yahudi.
Sedangkan puasa pada tanggal sepuluh saja, sebagian ulama memakruhkannya, meskipun pendapat ini tidak dikuatkan sebagian ulama yang lain.
Secara umum, hadits-hadis yang terkait dengan puasa Muharram menunjukkan anjuran Rasulullah saw untuk melakukan puasa,sekalipun itu hukumnya tidak wajib tetapi sunnah muakkadah, dan tetunya kita berusaha untuk menghidupkan sunnah yang telah banyak dilalaikan oleh kaum muslimin.

d. Diantara Peristiwa di Bulan Muharram
Pada tanggal 10 Muharram 61H, terjadilah peristiwa yang memilukan dalam  di sebuah tempat
r cucu Rasulullah tsejarah Islam, yaitu terbunuhnya Husein  yang bernama Karbala. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan “Peristiwa Karbala”. Pembunuhan tersebut dilakukan oleh pendukung Khalifah yang sedang berkuasa pada saat itu yaitu Yazid bin Mu’awiyah, meskipun sebenarnya Khalifah sendiri saat itu tidak menghendaki pembunuhan tersebut.
Peristiwa tersebut memang sangat tragis dan memilukan bagi siapa saja yang mengenang atau membaca kisahnya, , dan kita tentu mencintai dan
rapalagi terhadap orang yang dicintai Rasulullah  memuliakannya. Namun musibah apapun yang terjadi dan betapapun kita sangat , hal itu jangan sampai membawa kita larut dalamrmencintai keluarga Rasulullah  kesedihan dan melakukan kegiatan-kegiatan sebagai bentuk duka dengan  yangrmemukul-mukul diri, menangis apalagi sampai mencela shahabat Rasulullah  tidak termasuk Ahli Bait (keluarga dan keturunan beliau). Yang mana hal ini biasa dilakukan suatu kelompok syi'ah yang mengaku memiliki kecintaan yang sangat tinggi terhadap Ahli Bait (Keluarga Rasulullah), pdahal kenyataanya tidak demikian.

e. Adat Istiadat di Tanah Air
Pada awal Muharram, yang sering dikenal dengan istilah 1 Suro, di tanah air sering diadakan acara ritual dan adat yang beraneka macam bahkan tidak jarang mengarah pada kesyirikan, seperti meminta berkah pada benda-benda yang dianggap keramat dan sakti, membuang sesajian ke laut agar Sang Dewi penjaga laut tidak marah dan lain sebagainya. Hal-hal semacam ini harus dihindari oleh setiap muslim dimanapun mereka berada.
 telah mengajarkan pada kita agar
rRasulullah  memiliki jati diri sebagai seorang Muslim dalam kehidupan. Jangan sampai seorang muslim mudah terbawa oleh budaya atau ritual agama lain dalam menjalankan ibadah pada Allah. Ajaran yang dibawa Rasulullah telah jelas dan sempurna tidak layak bagi kita untuk menambah atau menguranginya.
Karena sebaik-baik pedoman adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk beliau, yang tidak ada keselamatan kecuali dengan berpegang kepada keduanya dengan mengikuti pemahaman para sahabat, tabi'in dan penerus mereka yang setia berpegang kepada sunnahnya dan meniti jalannya, adapun hal-hal baru dalam masalah agama adalah sesat sedangkan kesesatan itu akan menghantarkan ke neraka, wal'iyadzubillah.

Semoga kita selalu diberi taufiq dan dibimbing oleh Allah swt. Kejalan-Nya yang lurus serta mendapatkan keridhaan dan ampunany-Nya, amin ya rabbal 'alamin.
 

Tuesday, December 7, 2010

Esensi Tahun Hijriyah

Umar bin Khattab menentukan tahun Hijriyah itu kan berdasarkan peristiwa Hijrah, Itu menunjukkan bahwa hijrah itu penting. Hijrah ada yang dalam pengertian bahasa dan dalam pengertian yang sebenarnya.

Hijrah ini sebenarnya realisasi dari sikap baro’. Lalu yang terpenting dalam kita membahas 1 Muharram itu wajib hukumnya bagi kita menggunakan tahun hijriyah dan haram menggunakan tahun masehi. Termasuk berwala’ kepada orang kafir itu kita menggunakan tahun masehi, maka hukumnya haram! Jadi orang Islam itu harus menggunakan tahun hijriyah.

Lalu Rasulullah juga menyunahkan untuk berpuasa asy-syura tetapi mulai tanggal 9, 10 dan 11 karena kalau tanggal 10 saja itu menyamai Yahudi.

Yang terpenting hijrah itu adalah realisasi terhadap baro’. Orang Islam itu kalau melihat kemusyrikan berlepas diri, diperangi, kalau tidak mungkin ya hijrah. Di samping itu hijrah untuk mempersiapkan kekuasaan sebagaimana Rasulullah hijrah dari Mekkah ke Madinah. Umat Islam itu memang harus mempunyai kekuatan senjata, harus! tidak boleh tidak!

Jadi, mengapa Sayidina Umar itu mengambil tahun hijriyah? itu untuk menunjukkan pentingnya hijrah dalam pengertian realisasi dari pada Al-Baro’. Maka, umat Islam itu kalau melihat kemunkaran jika tidak bisa menghancurkannya dia pergi.

Termasuk umat Islam harus hijrah dari negeri yang bukan negeri Islam. Seperti Indonesia ini harus hijrah mestinya, ini negeri syirik! Hukumnya haram tinggal di negeri syirik! Tapi kan kita tidak mampu berhijrah, kalau tidak mampu ya berjuang, dan kita tidak boleh diam saja.

Maka sudah seyogyanya umat Islam menyadari bahwa hijrah adalah realisasi sikap baro’ (anti loyalitas) dan sikap baro’ merupakan tuntutan dari ‘aqidah dien ini, dimana tidak akan mungkin seseorang dikatakan beriman tanpa mengamalkan sikap baro’ dalam hidupnya.

Bulan Muharam adalah bulan yang muliah. Namun demikian, tak banyak kaum Muslim yang tau bagaimana memperlakukannya. Bahkan lebih banyak salah memahaminya. Ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dalam masalah Bulan Muharam.

Pertama, Bulan Muharram Adalah Bulan Yang Mulia

Bulan Muharram adalah bulan yang mulia, hal itu dikarenakan beberapa hal:

1. Bulan ini dinamakan Allah dengan “ Syahrullah “, yaitu bulan Allah. Penisbatan sesuatu kepada Allah mengandung makna yang mulia, seperti “ Baitullah “ ( rumah Allah ), “Saifullah” ( pedang Allah ), “ Jundullah” ( tentara Allah) dan lain-lainnya. Dan ini juga menunjukkan bahwa bulan tersebut mempunyai keutamaan khusus yang tidak dimilili oleh bulan-bulan yang lain.

2. Bulan ini termasuk salah satu dari empat bulan yang dijadikan Allah sebagi bulan haram, sebagaimana firman Allah swt :

"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah diwaktu Dia menciptakan lanit dan bumi, diantaranya terdapat empat bulan haram." (Q.S. at Taubah :36).

Dalam hadis Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda :

“Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaiman bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan, diantaranya terdapat empat bulan yang dihormati : 3 bulan berturut-turut; Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab Mudhar, yang terdapat diantara bulan Jumada Tsaniah dan Sya’ban.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Bulan ini dijadikan awal bulan dari Tahun Hijriyah, sebagaimana yang telah disepakati oleh para sahabat pada masa khalifah Umar bin Khattab ra. Tahun Hijriyah ini dijadikan momentum atas peristiwa hijrah nabi Muhammad saw.

Kedua, Pada Bulan ini Disunnahkan Untuk Berpuasa

Bulan Muharram adalah bulan yang disunnahkan di dalamnya untuk berpuasa, bahkan merupakan puasa yang paling utama sesudah puasa pada bulan Ramadhan, sebagaimana yang tersebut dalam hadist Hurairah ra, di atas. Hadist di atas menunjukkan bahwa Rasulullah saw menganjurkan kaum Muslimin untuk melakukan puasa sebanyak-banyaknya pada bulan Muharram. Tetapi tidak dianjurkan puasa satu bulan penuh, hal itu berdasarkan hadist Aisyah ra, bahwasanya ia berkata : “Saya tidak pernah melihat sama sekali Rasulullah saw berpuasa satu bulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan, dan saya tidak melihat beliau berpuasa paling banyak pada suatu bulan, kecuali bulan Sya’ban. “( HR Muslim )

Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana Rasulullah saw menyebutkan bahwa bulan Muharram adalah bulan yang paling mulia sesudah Ramadhan, padahal beliau sendiri lebih banyak melakukan puasa pada bulan Sya’ban dan bukan pada bulan Muharram ? Jawabannya : Para ulama memberikan beberapa alasan, diantaranya bahwa Rasulullah saw belum mengetahui keutamaan bulan Muharram kecuali pada detik-detik terakhir kehidupan beliau, sehingga belum sempat untuk berpuasa sebanyak-banyaknya, atau mungkin adanya udzur syar’I yang menghalangi beliau untuk memperbanyak puasa pada bulan tersebut, seperti banyak melakukan perjalan jauh (safar) atau udzur-udzur yang lain.

Puasa bulan Muharram ini berdasarkan hadist di atas adalah puasa yang paling utama dalam sesudah Ramadhan dalam satu bulan. Sedangkan puasa Arafah adalah puasa yang paling utama sesudah Ramadhan bila dilihat dari sisi hari.

عن أبي هريرة t قال : قال رسول الله r : ( أفضلُ الصيام بعد رمضان شهرُ الله المحرم ، وأفضلُ الصلاة بعد الفريضة صلاةُ الليل )

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda : “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharram. Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam”. (HR. Muslim)

Ketiga, Bulan Muharram terhadap Hari Asyura’

Hari Asyura’ artinya hari kesepuluh dari bulan Muharram. Pada hari itu dianjurkan untuk berpuasa, sebagaimana yang tersebut di dalam hadist Ibnu Abbas ra berkata : “ Ketika Rasulullah saw. tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari ‘Asyura’, maka beliau bertanya : "Hari apa ini?”. Mereka menjawab :“Ini adalah hari istimewa, karena pada hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, oleh karena itu Nabi Musa berpuasa pada hari ini. Rasulullah pun bersabda : "Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian“ . Maka beliau berpuasa dan memerintahkan sahabatnya untuk berpuasa.”(HR Bukhari dan Muslim)

Bagaimana cara berpuasa pada hari Asyura ? Menurut keterangan para ulama dan berdasarkan beberapa hadist, maka puasa Asyura bisa dilakukan dengan empat pilihan : berpuasa tanggal 9 dan 10 Muharram, atau berpuasa pada tanggal 10 dan 11 Muharram atau berpuasa pada tanggal 9,10, dan 11 Muharram, atau berpuasa pada tanggal 10 Muharram saja, tetapi yang terakhir ini, sebagian ulama memakruhkannya, karena menyerupai puasanya orang-orang Yahudi.

Cara berpuasa di atas berdasarkan hadist Ibnu Abbas ra, bahwasanya ia berkata : Ketika Rasulullah saw. berpuasa pada hari ‘Asyura’ dan memerintahkan kaum Muslimin berpuasa, para shahabat berkata : "Wahai Rasulullah ini adalah hari yang diagungkan Yahudi dan Nasrani". Maka Rasulullah pun bersabda :"Jika tahun depan kita bertemu dengan bulan Muharram, kita akan berpuasa pada hari kesembilan.“ (H.R. Bukhari dan Muslim).

Begitu juga hadist Ibnu Abbas ra, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : "Puasalah pada hari Asyura’, dan berbuatlah sesuatu yang berbeda dengan Yahudi dalam masalah ini, berpuasalah sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.“ ( HR Ahmad dan Ibnu Khuzaimah ) Dalam riwayat Ibnu Abbas lainnya disebutkan : “Berpuasalah sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya.“

Apa keutamaan puasa pada hari Asyura’ ini ? Keutamaannya adalah barang siapa yang puasa dengan ikhlas pada hari Asyura’ tersebut, niscaya Allah swt akan menghapus dosa-dosanya yang telah dikerjakan selama satu tahun sebelumnya, sebagaimana yang tersebut di dalam hadist Abu Qatadah ra, bahwasanya seorang laki-laki pernah bertanya kepada Rasulullah saw tentang puasa ‘Asyura’, maka Rasulullah saw menjawab : “ Saya berharap dari Allah swt agar menghapus dosa-dosa selama satu tahun sebelumnya. “ ( HR Muslim )

Dosa-dosa yang dihapus disini adalah dosa-dosa kecil saja. Adapun dosa-dosa besar, maka seorang Muslim harus bertaubat dengan taubat nasuha, jika ingin diampuni oleh Allah swt.

Adapun hikmah puasa Asyura’ adalah sebagai bentuk kesyukuran atas selamatnya nabi Musa as dan pengikutnya serta tenggelamnya Fir’aun dan bala tentaranya, sebagaimana yang tersebut dalam hadist Ibnu Abbas di atas.

Keempat, Kekeliruan dalam menghadapi Bulan Muharram

Di dalam menghadapi Tahun Baru Hijriyah, sebagian kaum Muslimin mengerjakan beberapa amalan yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw, maka hendaknya kekeliruan tersebut bisa dihindarkan dari kita. Diantara kekeliruan tersebut adalah :

1. Menjadikan tanggal 1 bulan Muharram sebagai hari raya kaum Muslimin, mereka merayakannya dengan cara saling berkunjung satu dengan yang lainnya, atau saling memberikan hadiah satu dengan yang lainnya, bahkan sebagian dari mereka mengadakan sholat tahajud dan doa’-do’a khusus pada malam tahun baru.  Padahal dalam Islam hari raya hanya ada dua, yaitu hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha. Hal itu sesuai dengan hadist Anas bin Malik ra, bahwasanya ia berkata : “Rasulullah saw datang ke kota Madinah, pada waktu itu penduduk Madinah merayakan dua hari tertentu, maka Rasulullah saw bertanya: Dua hari ini apa ? Mereka menjawab: “Ini adalah dua hari, dimana kami pernah merayakannya pada masa Jahiliyah. Maka Rasulullah saw bersabda : “ Sesungguhnya Allah swt telah menggantikannya dengan yan lebih baik: yaitu hari raya Idul Adha dan hari raya Idul Fitri. (HR Ahmad, Abu Daud dan Nasai )

Begitu juga, merayakan tahun baru adalah kebiasaan orang-orang Yahudi dan Nasrani, maka kaum Muslimin diperintahkan untuk menjauhi dari kebiasaan tersebut, sebagaimana yang terdapat dalam hadist Abu Musa Al Asy’ari bahwasanya ia berkata : “Hari Asyura adalah hari yang dimuliakan oleh Yahudi dan mereka menjadikannya sebagai hari raya.” Dalam riwayat Al-Nasai dan Ibnu Hibban, Rasulullah bersabda, “Bedalah dengan Yahudi dan berpuasalah kalian pada hari Asyura.”

2. Menjadikan tanggal 10 Muharram sebagi hari berkabung, sebagaimana yang dilakukan oleh kelompok Syi’ah Rafidhah. Mereka meratapi kematian Husen bin Ali yang terbunuh di Karbela. Bahkan sejak Syah Ismail Safawi menguasai wilayah Iran, dia telah mengumumkan bahwa hari berkabung nasional berlaku di seluruh wilayah kekuasaannya pada tanggal 10 hari pertama bulan Muharram. Ritual meratapai kematian Husen ini dilakukan dengan memukul tangan-tangan mereka ke dada, bahkan tidak sedikit dari mereka yang menyabet badan mereka dengan pisau dan pedang hingga keluar darahnya, dan sebagian yang lain melukai badan mereka dengan rantai.

3. Menjadikan malam 1 Muharram untuk memburu berkah dengan berbondong-bondong menuju kota Solo dan menyaksikan ritual kirab dan pelepasan kerbau bule, yang kemudian mereka berebut mengambil kotorannya, yang menurut keyakinan mereka bisa menyebabkan larisnya dagangan dan membawa berkah di dalam kehidupan mereka. Semoga Allah menjauhkan kita dari perbuatan syirik dan bid’ah dan menunjukkan kita kepada jalan yang lurus.

Thursday, November 25, 2010

MK Tolak Pemilukada Ulang di Depok

REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK--Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Kota Depok 2010, telah memasuki tahap akhir. Mahkamah Konstitusi (MK) telah menetapkan putusannya untuk menolak gugatan para pemohon untuk melakukan pemilukada ulang.


Para Pemohon yang mengajukan gugatan tersebut merupakan pasangan calon walikota yang kalah dalam Pemilukada Depok 2010, yaitu Gagah Sunu Sumantri-Derry Drajat (Gagah-Derry), Yuyun Wirasaputra-Pradi Supriatna (Yudistira), dan Badrul Kamal-Agus Suprianto (BK-PRI). Mereka menduga telah terjadi kecurangan yang terstruktur, sistematis dan Masif dari pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) Depok dan pasangan incumbent Nur Mahmudi Ismail-Idris Abdul Somad (Nur Berkhidmad).

Dalam membacakan sidang putusan akhir, tujuh hakim MK yang dipimpin langsung oleh pimpinan MK, Mahfud MD, telah menolak semua gugatan yang diajukan oleh para pemohon. Dari 20 gugatan yang diajukan para pemohon, seluruhnya dimentahkan dengan alasan tidak berdasar dan berkekuatan hukum.

“Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan hukum, MK menilai dalil-dalil permohonan pemohon tidak berdasar dan tidak beralasan hukum. MK menolak permohonan pemohon untuk seluruhnya,” kata Mahfud MD dalam sidang putusan akhir di MK, Jakarta, Kamis (25/11) siang. Putusan tersebut ditandatangani oleh tujuh hakim sidang, termasuk pimpinan MK, dalam tiga putusan dengan nomor 199/PHPU.D-VIII/2010, 200/PHPU.D-VIII/2010 dan 201/PHPU.D-VIII/2010.

Misalnya, Mahfud menyebutkan, banyaknya warga Kota Depok yang tidak terdaftar dalam Daftar Pemilih Sementara (DPS) dan Daftar Pemilih Tetap (DPT), menurut KPU Depok sebagai termohon, hal itu merupakan fenomena yang umum dalam pemilukada. Hal ini terjadi karena lemahnya infrastruktur kependudukan secara nasional.

Menurut MK, termohon tidak melakukan pelanggaran yang cukup serius terkait DPT yang bertujuan menguntungkan salah satu pasangan calon walikota. “Dalil pemohon mengenai permasalahan DPT tidak berdasar dan beralasan hukum,” tambahnya.


Tuesday, November 16, 2010

KURBAN

''Kurban'' dari bahasa Alquran qurban, terdiri dari kata qurb yang berarti ''dekat'' dengan imbuhan an yang mengandung arti ''kesempurnaan'', sehingga berarti kedekatan yang sempurna.

Dalam istilah keagamaan, kata ini mulanya berarti ''segala sesuatu yang digunakan mendekatkan diri kepada Allah'', kemudian artinya menyempit, menjadi ''binatang tertentu yang disembelih pada hari raya Idul Adha dan tiga hari sesudahnya dalam rangka mendekatkan diri kepada-Nya''. Dalu, kurban -- dalam pengertian keagamaan itu -- hampir selalu dikaitkan dengan manusia. Penduduk Meksiko yang menyembah Dewa Matahari, mempersembahkan jantung dan darah manusia, karena mereka berkeyakinan bahwa Dewa tersebut terus-menerus bertempur melawan dewa gelap, demi kesinambungan cahaya kehidupan ini. Untuk itu Sang Dewa harus dibantu dengan darah dan jantung.

Dalam Islam, sejarah disyariatkannya kurban kembali kepada peristiwa yang dialami Nabi Ibrahim dan putranya, Ismail. Kala itu, ada anggapan bahwa manusia terlalu mahal untuk dijadikan kurban demi Tuhan. Lalu lewat Nabi Ibrahim, Allah menjelaskan, tiada sesuatu yang mahal dikurbankan bila panggilan telah datang. Allah SWT lantas memerintahkan Ibrahim agar menyembelih anaknya, sebagai bukti bahwa manusia pun dapat dikurbankan bila panggilan Ilahi tiba.

Allah selalu harus berada di atas segalanya, itu bukti iman sejati. Dan setelah hakikat ini ditegaskan melalui perintah penyembelihan itu, dan Ibrahim pun melaksanakan sesuai kemampuannya, Allah dengan kuasa-Nya menghalangi penyembelihan, untuk membatalkan tradisi pengorbanan manusia.

Namun, yang harus diingat ialah, bukan lantaran manusia terlalu mahal berkurban atau dikurbankan, demi karena Allah. Ia dibatalkan demi kasih sayang Allah kepada manusia. Kurban disyariatkan guna mengingatkan manusia bahwa jalan menuju kebahagiaan, membutuhkan pengurbanan, tapi yang dikurbankan bukan manusia, bukan pula nilai-nilai kemanusiaan. Yang dikurbankan adalah binatang, yang jantan, sempurna umur dan tidak cacat,

Sebagai pertanda bahwa pengorbanan, harus ditunaikan. Dan, yang dikurbankan adalah sifat-sifat kebinatangan dalam diri manusia, seperti rakus, ingin menang sendiri, mengabaikan norma, nilai, dan sebagainya. ''Yang sampai kepada Allah bukan darah atau dagingnya tetapi ketakwaan pelakunya'' (Q.S.22:37). Ketakwaan itu tecermin antara lain ketika daging kurban dibagikan kepada yang memerlukan. Ahi


sumber: republika



SELAMAT HARI RAYA


IDUL ADHA 1431 H

Sunday, November 14, 2010

Munajat Nasional @ masjid Istiqlal (14/11/10)


Ustadz Anis, Ustadz Mahfudzi & Ustadz Luthfi  hadir dalam Tabligh Munajat Nasional untuk Indonesia


Para Tokoh dan Ustadz hadir dalam acara Munajat Nasional untuk Indonesia




Jamaah yg mengikuti Munajat Nasional untuk Indonesia sedang berdzikir


Munajat Nasional untuk Indonesia




Berdzikir & berdoa untuk keselamatan bangsa Indonesia



Ribuan jamaah ikut bermunajat nasional untuk Indonesia @ Masjid Istiqlal

Posted by iswandi arkan al banna on 18.04

Ribuan Umat Islam Padati Istiqlal Berdoa untuk Indonesia

Jakarta - Ribuan umat Islam memadati Masjid Istiqlal. Mereka berdoa dan berdzikir untuk keselamatan bangsa dari bencana dan musibah. Terlihat hadir mantan Ketua MPR Hidayat Nurwahid dan Menteri Sosial Salim Assegaf Aljufri.

Menurut pemantauan detikcom, Minggu (13/11/2010), jemaat mulai ramai
sejak pukul 13.00 wib. Ribuan muslim laki-laki dan perempuan langsung
memadati bagian dalam masjid hingga ke lantai 3. Mereka berdoa dan
bersholawat menyebut nama Nabi Muhammad. Selain itu, doa ditujukan
kepada korban bencana alam yang akhir-akhir ini terjadi.

Friday, November 12, 2010

Langgar Kebebasan Keyakinan, Michelle Obama Paksa Tifatul Terima Jabat Tangan

Islamedia:Insiden jabat tangan Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring dengan Ibu Negara Amerika Serikat Michelle Obama menjadi topik di sejumlah media massa Amerika Serikat. Mengutip kantor berita Associated Press, situs The Washington Post dan Chicago Tribune memuat berita soal salaman tersebut.

Situs The Washington Post menulis berita bertajuk, “Minister admits reluctant Michelle Obama handshake,” atau “Menteri mengaku grogi bersalaman dengan Michelle Obama”.

Thursday, November 11, 2010

Gratis, Program Kejar Paket A, B, dan C di Kota Depok mulai digelar

Ada hadits pendek namun sarat makna, dikutip Imam Suyuthi dalam bukunya Al-Jami’ush Shaghir. Bunyinya, “Khairun naasi anfa’uhum linnaas”, artinya sebaik-baik manusia adalah siapa yang paling banyak bermanfaat bagi orang lain. Orang yang selalu menebar kebaikan dan memberi manfaat bagi orang lain adalah sebaik-baik manusia. Untuk bisa menjadi orang yang banyak memberi manfaat kepada orang lain, kita perlu menyiapkan beberapa hal dalam diri kita.

Pertama, meningkatkan derajat keimanan kita kepada Alloh, lalu yang kedua adalah agar mampu memberi manfaat yang banyak kepada orang lain tanpa pamrih, kita harus mengikis habis sifat egois dan rasa serakah terhadap materi dari diri kita. Ketiga, tampakkan dalam diri kita logika bahwa sisa harta yang ada pada diri kita adalah yang telah di berikan kepada orang lain, bukan yang ada dalam genggaman kita. Selanjutnya yang keempat kita akan mudah memberi manfaat tanpa pamrih kepada orang lain jika di benak kita ada pemahaman bahwa sebagaimana kita memperlakukan seperti itu jugalah kita akan diperlakukan, dan yang terakhir untuk bisa memberi, tentu anda harus memiliki sesuatu yang diberi. Maka dari itu, sebuah pendidikan atau menuntut ilmu amatlah sangat penting dan berguna dalam kehidupan bersosial ini. Nabi Muhamad pernah bersabda “Tuntutlah ilmu meski sampai ke negeri  China”, agar menjadi insan yang bermutu dalam segala hal bidang, penulis jadi teringat dengan motto dalam manajemen sumber daya manusia yaitu, menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat atau the right man on the right place.
 
Baru-baru ini Depok sedang melangsungkan program kejar Paket A, Paket B dan Paket C secara cuma-cuma alias gratis yang diperuntukkan kepada warga Depok. Sang Walikota Depok kita inilah, Bapak Nurmahmudi Ismail yang memberikan amanahnya kepada kami, para kader Curug, Cimanggis, Depok untuk mensukseskan program pendidikan ini. Seperti dalam Surat Al Anfal : 27 menyebutkan, bahwa seseorang tidak boleh berkhianat dalam menunaikan amanahnya padahal mereka adalah orang yang mengetahui. Demikian juga dalam Surat An Nisaa : 58, Allah menyatakan: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat. Dalam kedua ayat diatas menyampaikan agar amanah di jalankan dan sampai kepada yang berhak menerimanya bermaksud memberikan amanat kepada ahlinya.

Sunday, November 7, 2010

POS PENANGGULANGAN BENCANA DPP PKS

SURAT INSTRUKSI
Nomor: 8/INS/DPP-PKS/1431
TENTANG POS PENANGGULANGAN BENCANA DPP PKS

Innalillahi wa inna ilaihi rooji’un
Dewan Pengurus Pusat Partai Keadilan Sejahtera menyatakan duka cita yang mendalam atas musibah yang menimpa korban dan keluarga korban Banjir Bandang di Wasior, tsunami di Mentawai dan letusan gunung Merapi di Yogyakarta dan sekitarnya, maka dengan ini :

MENGINSTRUKSIKAN

1. Kepada DPW PKS di seluruh Indonesia agar membuka posko untuk menerima dan menyalurkan bantuan guna meringankan penderitaan korban,
2. Kepada kader agar menyisihkan uang Sedikitnya Rp 10.000,- per orang.
3. Kepada simpatisan dan masyarakat luas diimbau juga untuk membantu sesuai dengan kelapangan rizkinya.


PENYALURAN SUMBANGAN MELALUI :

Bank Mandiri Cab. Warung Buncit An. Partai Keadilan Sejahtera
No. Rek. 127 00 11 11 11 17
Bank BCA Cab Jatinegara An. PKS P2B
No. Rek. 76 00 31 81 81


Jakarta, 19 Dzulqo’dah 1431 H
        27 Oktober 2010 M
DEWAN PENGURUS PUSAT PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
LUTHFI HASAN ISHAAQ, MA
Presiden

DPRa Curug Berbagi Kasih Sayang dalam Khitanan Massal

SEMINAR "INTERNET SEHAT"

TEMU TOKOH, SETYA BHAKTI - IBU YATMI