Bismillah


BERSIH, PEDULI, PROFESIONAL

TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Saturday, May 22, 2010

SEMINAR PENDIDIKAN DENGAN TEMA MENDIDIK DENGAN CINTA




DEPOK, DPRa PKS CURUG – Ketahuilah, bahwa anak kecil merupakan amanah bagi kedua orangtuanya. Hatinya yang masih suci merupakan permata alami yang bersih dari pahatan dan bentukan, ia siap diberi pahatan apapun dan condong kepada apa saja yang disodorkan kepadanya. Jika dibiasakan dan diajarkan kebaikan, ia akan tumbuh dalam kebaikan. Dan, berbahagialah kedua orangtuanya di dunia dari akhirat, juga setiap pendidik dan gurunya. “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu” (QS.Ali Imran: 159).

Sebuah public discussion Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang baru-baru ini saja dilaksanakan oleh para kader Kewanitaan Dewan Pimpinan Ranting Partai Keadilan Sejahtera Curug (Kewanitaan DPRa PKS Curug) yang bertempat di TK Teratai Hijau, Jl. Nangka Kp. Baraka Rt 06/08 Curug, Cimanggis, Depok pada hari Sabtu (22/5) hari ini, mengambil tema seminar pendidikan yaitu “Mendidik Dengan Cinta”. Seminar ini berlangsung dimulai pukul 09.30 s.d 11.30 wib menghadirkan pembicara dari guru Taman Kanak Islam Terpadu (TKIT) Nurul Fikri Depok, Ibu Siti Fatimah yang memiliki aktivitas selain sebagai ibu rumah tangga juga berprofesi sebagai dosen PGTK Nurul Fikri dan guru TKIT Nurul Fikri ini dihadiri oleh belasan ibu2 warga Rw 08 yang ingin mengetahui lebih banyak cara mendidik anak yang sesuai dengan syariat islam. Semula pembicara seminar “Mendidik Dengan Cinta” ini diisi oleh Ibu Ros Gestasia, S. Pd yang pernah menjabat sebagai Kepala Sekolah (Kepsek) TKIT Nurul Fikri, karena berhalangan hadir maka digantikan oleh rekan seprofesinya yaitu Ibu Siti Fatimah yang akrab disapa Ibu Fatimah.

Ibu dua anak ini berujar, “ada beberapa sarana mendidik dengan bahasa cinta diantaranya yaitu kosa kata cinta. Perbanyaklah kosa kata cinta, dimana kosa kata cinta sangat diperlukan untuk menyenangkan hati sang buah hati kita. Dengan ungkapan pujian atau kata-kata yang menyejukan akan membuat si anak menjadi sayang dan cinta kepada orangtuanya. Selain itu, dalam hal bercakap, kita sebagai orangtua harus memandang mata sang buah hati. Seperti halnya Rasulullah yang selalu berkomunikasi dengan anak-anak kecil selalu merapatkan lutut kaki beliau ke lutut lawan bicaranya dengan memegang paha lawan bicara, yang selalu diawali sanjungan kata-kata indah dan enak didengar sembari menatap mata anak kecil tersebut”.

Ibu Siti Fatimah yang beralamatkan di Jl. H. Rijin No. 116 Depok menambahkan, ekspresikan kasih sayang kita dengan memberi suapan cinta, sentuhan cinta, selimut cinta, pelukan cinta, ciuman cinta dan senyuman cinta pertama, ini adalah cara berkomunikasi yang baik untuk mengambil hati si-buah hati kita. Ada juga beberapa cara efektif untuk membangun kepribadian anak, yaitu urgensi komunikasi, maksudya disini adalah kita mengetahui perasaan si-dia (anak, red), kebutuhan dan keinginannya serta kita juga harus bisa mengarahkan perilaku anak membangun karakter positif serta membangun rasa Percaya Diri (PD) untuk membentuk kecerdasan emosi si-dia. “Mengapa harus dengan cinta?”, begitu tanya ibu Fatimah kepada ibu-ibu yang hadir didalam acara seminar tersebut. Karena, otak anak bekerja dengan baik bila emosi anak positif. Seperti yang Rasulullah SAW lakukan, beliau selalu mencontohkan komunikasi dengan cinta. Emosi negatif membuat sel-sel syaraf anak mati atau tidak berfungsi hingga muncul emosi positif yang membuat anak lebih PD.

Apa yang diperlukan… ? Pertama adalah, berfikir positif (Positif Thingking). Kedua, perhatikan BEST (Body Gesture, Eyes Contact, Speech, Tone of Voice). Dimulai dengan memahami si-dia dengan menggunakan tehnik mendengar aktif, gunakan pesan diri untuk menyampaikan sesuatu, sementara perhatikan nada bicara kita. Introspeksi diri, apakah nada bicara kita seperti “bos” yang memerintah tanpa kompromi. Gunakan kata “tolong” di awal kalimat. Komunikasikan dalam suasana yang akrab. Jangan “pelit” dengan pujian bila dia melakukan hal yang baik. Dari lingkunganlah anak akan belajar, “jika anak banyak dicela ia akan terbiasa menyalahkan. Jika anak banyak dikasihani ia akan terbiasa meratapi nasibnya. Jika anak dimengerti ia akan terbiasa menjadi penyabar. Jika anak banyak dipuji ia akan terbiasa menghargai”, begitulah ungkap ibu Fatimah.

Sungguh besar peran ibu dalam membangun mental dan spiritual anak-anak. Ada satu nasehat penting dari Dorothy Law Nolte yang patut kita simak, “Kalau seorang anak hidup dengan kritik, ia akan belajar menghukum. Kalau seorang anak hidup dengan permusuhan, ia akan belajar kekerasan. Kalau seorang anak hidup dengan olokan, ia belajar menjadi malu. Kalau seorang anak hidup dengan rasa malu, ia belajar merasa bersalah. Kalau seorang anak hidup dengan dorongan, ia belajar percaya diri. Kalau seorang anak hidup dengan keadilan, ia belajar menjalankan keadilan. Kalau seorang anak hidup dengan ketentraman, ia belajar tentang imam. Kalau seorang anak hidup dengan dukungan, ia belajar menyukai dirinya sendiri. Kalau seorang anak hidup dengan penerimaan serta persahabatan, ia belajar untuk mencintai dunia.”

Kiat mengatasi anak yang suka membantah:
1. Kita sebagai orangtua jangan suka membantah juga
Tingkatkan kesabaran, jangan mudah terpancing amarah, perbanyak istighfar. Cari tahu sebabnya, misalnya karena sering bergaul dengan anak yang suka membantah, keasyikan bermain, nonton tv atau main games. Beri nasehat dengan ucapan – ucapan yang baik karena ucapan ibu adalah do’a. Usahakan redam kemarahan, karena bila kita marah-marah anak semakin jengkel dan semakin membantah. Rajin tahajjud dan puasa senin – kamis, selalu berdoa untuk kebaikan dunia akhiratnya agar menjadi anak shalih dan shalihah. Beri contoh bahwa anda juga tidak suka membantah pada suami atau orangtua anda. Tanya pendapat dan alasannya kenapa dia selalu membantah. Hargai pendapatnya dan cari solusi yang terbaik. Buat kesepakatan dan aturan secara bersama.
2. Tunjukkan kesedihan kita
Sebisa mungkin beri pengertian seandainya anak memang salah dan sampaikan itu karena kita sayang pada mereka. Perhatikan apa yang dibantahnya, jika masuk akal dan bisa diterima orangtua hendaknya bisa bersikap bijaksana. Jika hal tersebut terjadi ada baiknya kita mengalah dan kita bisa mendukung pendapat anak kita. Alihkan perhatian supaya anak tidak keterusan membantah. Tunjukkan kesedihan kita seandainya anak terus membantah. Ada kalanya anak akan menjadi luluh ketika melihat orangtuanya bersedih atau menangis. Diwaktu santai sampaikan nasehat agar anak jangan suka membantah melalui cerita-cerita anak. Biasanya anak akan lebih tertarik dengan cerita daripada nasehat yang sifatnya menggurui.
3. Jangan memberi ancaman yang salah
Sesungguhnya sikap suka membangkang dan marah-marah pada anak merupakan tiruan dari sikap orangtuanya. Karena itulah kita harus segera introspeksi apakah selama ini kita menumbuhkan kepatuhan pada anak dengan menggunakan kekerasan dan ancaman. Pahami makna qaulan tsaqila pada Qs. 73:5, Insya Allah orangtua lebih mudah menanamkan ketaatan pada anak karena wajahnya memencarkan cahaya bekas sujud saat qiyamullail. Jangan memberikan ancaman yang salah semata agar anak mau menurut. Misalnya menakut-nakuti anak dengan polisi padahal polisi tidak akan datang. Hal ini akan menimbulkan persepsi pada anak bahwa ancaman orangtuanya hanya gertak sambal saja. Hal ini akan membuat anak semakin suka membantah.

1 comment:

  1. Anonymous4:32 PM

    ada usul neey.... untuk seminar selanjutnya ada sertifikatnya dawnksssssss......betul betul betul!!!

    ReplyDelete

***Ur CoMmEnT...SyuKron...Jazakumullah***
Komentar Anda Adalah Semangat Untuk Kemajuan Kami

DPRa Curug Berbagi Kasih Sayang dalam Khitanan Massal

SEMINAR "INTERNET SEHAT"

TEMU TOKOH, SETYA BHAKTI - IBU YATMI